Mirip Dengan Indonesia
Yang terlintas saat menyebut kata Bangkok adalah sebuah negara maju kental akan adat, istiadat, budaya dan religiusme.
Siang itu, tepat pukul 12.40 ane (Jiah, ane lagi...ga papa ya gan. hahaha..sebutan anak forum nih biasanya) bertolak dari Surabaya menuju Bangkok-Thailand. Dengan pesawat Mandala Air, ane berangkat dari Bandara International Juanda Surabaya. Kebetulan, jarak antara tempat tinggal ane ke airport hanya sekitar 20 menit. Seperti biasa, istri selalu menjadi ojek ketika ane harus bepergian dengan menggunakan pesawat. hehehe...
Setelah bengong dan mencoba memejamkan mata akhirnya tertidur juga. Entah berapa lama, yang jelas setelah menempuh perjalanan sekitar 4 jam, akhirnya sampai juga di bandara
Suvarnabhumi, Bangkok-Thailand.
Bangungannya benar-benar megah luar biasa. Sepintas rancang bangun dan desainnya mirip dengan Bandara Hasanuddin Makassar. Tapi yang ini benar-benar sangat luas, bersih dan ternyata ramai. Terutama turis dari mancanegara benar-benar tumpah ruah di bandara ini. Sudah mirip kayak pasar jongkok Tugu Pahlawan di Minggu pagi.
Foto-foto narsis sebelum melanjutkan perjalanan adalah menu wajib yang sayang untuk dilewatkan (Dasar alay). sambil berjalan menuju gate keluar dan pemeriksaan pasport, saya mencoba mengabadikan suasana interior di dalam bandara
Selayaknya bandara International, di sini fasilitas umum sangat lengkap. Dari Tourism Information, toilet, ruang tunggu yang bagus, eskalator yang sangat panjang, cafe & resto dan tentu money changer. Ingat, wajib diketahui bagi
para pelancong atau wisatawan dari Indonesia yang menuju Thailand, tukarkan Rupiah anda menjadi Bath (Mata Uang Thailand) di Tanah Air saja. Karena, meski di airport
Suvarnabhumi terdapat banyak sekali money changer, tapi ternyata Rupiah tidak berlaku di sana. Ane heran sekali mengapa kok demikian, kurang ajar bener.
Dari sekian banyak negara, hanya Rupiah saja yang tidak bisa ditukar di sana. Paling aman, tukarkan Rupiah anda dengan dolar saat di Indonesia. Karena dolar bisa ditukar dimanapun. (Ini hanya saran saja, bisa diturutin atau tidak sih)
Capek juga nih cerita. Mending liat foto-foto saya aja deh. Tapi tenang, biar nggak bingung, ntar di fotonya ane kasih teks foto ya...oke bro n sist..cekidotttt......
|
Jika bingung, tanya saja di tempat ini. Informasi buat para turis seperti ane. |
|
Tuh kan, eskalatornya panjang banget. Dijamin ga cape deh melintasi airport sebesar ini. |
|
Bangungannya dua lantai coy |
|
Free Wifi tapi passwornya harus minta di receptionist |
|
Dari pintu keluar, hampir sama kayak di Indonesia kita akan disambut
dengan taxi dan angkutan umum lainnya. tapi di sini tertata rapi dan
bersih euy, ga ada calo pula..josshhh |
|
Money exchange, tapi rupiah ga bisa ditukar di sini...sialan bener... |
|
Pilar dan arsitekturnya begitu megah |
Dari
Suvarnabhumi ini, target TKP yang mau ane samperin pertama adalah Pattaya. Hush...otaknya jangan ngeres dulu. Tuh kan, masih ngeres aja lu udah dong....Haiiyaah masih tanya banci. Iya-iya di situ emang banyak banci cuiy, merinding juga nih grogi. Diem....ane lagi galau nih. Mau liat pertunjukan Tiger Show apa nggak yah. Ah, tiketnya ternyata mahal juga, 700 Bath ( 1 Bath = -+ Rp. 380). Wadaauwww, mahal juga ternyata.
Ane putusin kagak mau nonton. Mending buat beli oleh-oleh anak, bini di rumah ya. Hahahaha.
Oke lanjut foto-fotonya ya
Yah beginilah kira-kira suasana malam di Pattaya. Sepintas mirip dengan Kuta Bali. Pinggir pantai, dengan berbagai tempat hiburan, pub dan cafe.
Tapi di sini jauh lebih vulgar. Prostitusi di Pattaya sudah tidak terselubung lagi. Bisa dibilang sangat legal.
Tapi hati-hati broo.. Di sini banyak cewek jadi-jadiannya. Konon, beberapa di antaranya harus merogoh kocek hingga ratusan juta agar bisa benar-benar menyerupai cewek tulen. Luar binasaah...
|
Nih contoh kongkritnya. Bule dan cewek lokal baru mau kencan, bingun nyari hotel mau check in |
|
Benar-benar mirip dengan di Bali. Ini adalah tempat bersembahyang
masyarakat di sana. Kekuatan budaya dan religi tidak terganggu oleh
aktivitas dan hiruk pikuk kehidupan bebasnya |
.
|
Kehidupan di Pattaya 24 jam nonstop, every day party |
|
Studio tato juga berkeliaran di ruas jalanan Pattaya |
|
Jajanan pisang bakar ala Pattaya, maknyus rasaya |
|
Nah, jajanan yang ini nih. Hati-hati buat yang muslim. Karena bahan bakunya dari daging Babi |
|
Meski dipenuhi wisatawan, tapi jalanan tidak macet seperti di Kuta Bali |
|
Pasar tradisional tempat berburu cindera mata dan oleh-oleh |
|
Narsis di depan Hard Rock Cafe Pattaya |
|
Pantai Pattaya di kala malam |
|
Narsis dulu sebelum meninggalkan Pattaya |
|
Hidangan kuliner di Pattaya. All about sea food. (Maklum dekat pantai dan laut) |
Sebetulnya belum puas mengeksplorasi keindahan dan kehidupan malam di Pattaya. Tapi ane gak punya banyak waktu, jadi harus segera kembali ke Bangkok. Di bawah ini foto-foto selama perjalanan melewati tol panjang menuju kota Bangkok. cekbrooot broo and sist....
|
Telpon emergency tersedia setiap 100 meter di sepanjang tol. (Jadi ga perlu khawatir jika terjadi sesuatu di jalan tol. seperti mogok misalnya) |
|
Motor sport bermesin 2 tak masih banyak berkeliaran di kawasan Bangkok |
|
|
Perilaku rider di Bangkok mirip kan dengan di Indonesia. Udah kompak berhenti di depan garis penyeberang jalan. Selain itu ada yang nyantai memainkan handphonya |
|
Salah satu mall besar yang selalu ramai dikunjungi masyarakat Bangkok di saat week end |
|
Halte angkutan umum lebih tertata rapi. Coba di sini kayak gitu. Bisa betah nih nongkrong di halte |
|
Celingak-celinguk mencari oleh-oleh di duty free yang katanya bebas pajak. Ternyata harganya masih mahal |
|
Perjalanan masih lanjut nih. Kemana ya. Tunggu edisi berikutnya oke |
|
Tulisan Thailand ini mirip aksara Jawa, Bali dan Madura. Tulisan sansekerta |
|
Kopi terakhir di airport. Mbaknya susah diajakin pake bahasa Inggris. Bahasa tarsan tetap lebih universal daripada bahasa Inggris..hahahaha |
Bangkok, Thailand memang selangkah lebih maju dari pada kita. Apalagi melihat kemegahan bandaranya, jelas negara tersebut sangat berkembang pesat. Tapi, sedikit kontras ketika kita menyempatkan berkeliling di Bangkok. Ternyata, lalu lintas, dan tata kotanya mirip dengan Jakarta atau tanah Air. Lalu lintas, perilaku berkendara orang-orang di sana bisa dikatakan sama dengan di sini.
0 komentar:
Posting Komentar