Sabtu, 23 November 2013

Nice Trip...



Kali ini jalan-jalan ane berkenaan dengan tugas kantor bulan Februari 2013 lalu. Dan trip ini memang untuk kebutuhan liputan bersama Federal Oil. Ane tidak sendiri. Ditemane teman ane fotografer botak Dimas Aryaseta, Heru Purwoko dari Federal Oil, dan Ade seorang model profesional. Memang, dalam jalan-jalan ini akan ada take pemotretan untuk majalah. Makanya, Ade ikut dalam Bali exotic trip ini.
     Perjalan perdana Ane ini sengaja memilih pulau dewata Bali, karena berbagai pertimbangan. Tidak bisa dipungkiri, dengan segala kondisi alamnya yang eksotis, kultur dan budaya yang sangat kompleks membuat Bali selalu menarik untuk dikunjungi.
     Trip dengan menggunakan motor matic ini mengambil rute yang meliputi wilayah pegunungan, perkotaan dan pantai ini akan ditempuh selama 2 hari dengan menggunakan skutik. Konsep jalan-jalan ini memang menggunakan sarana transportasi yang paling populer di Indonesia yakni sepeda motor.
     Ane sengaja memanfaatkan jasa persewaan motor alias rent bike yang banyak dan mudah dijumpai di Bali. Dengan hanya meninggalkan KTP asli, kita sudah bisa membawa motor kemanapun. Untuk tarifnya, ternyata sangat terjangkau. Berkisar antara 55 ribu hingga 85 ribu tergantung jenis motor yang kita sewa.
     Kita sengaja menyewa bertransmisi otomatis untuk menemani perjalanan selama di Bali. Karena rute yang ditempuh tidak terlalu jauh dan pendek, kami rasa skutik paling cocok dikendarai. Selain itu, mengendarai motor matic membuat perjalanan ini memang terkesan benar-benar santai.
     Bagaimana keasikannya yuk kita ikuti.

Day 1
     Hari pertama perjalanan ini akan menuju daerah dataran tinggi yakni obyek wisata Kintamani. Pukul 8.15 WITA perjalanan dimulai dari kawasan Kuta. Untuk menuju Kintamani, banyak jalur pilihan yang bisa dilalui. Berbekal panduan dari google maps yang ada di smartphone kita memilih jalur dengan melewat jalan By Pass Ngurah Rai.
     Lepas dari jalan By Pass Ngurah rai kita akan singgah di daerah Gianyar. Tepatnya di Jalan Raya Batu Bulan perjalanan ini akan mampir di salah satu FOC (Federal Oil Center). Kita sadar perjalanan menuju dataran tinggi Kintamani ini dibutuhkan performa motor yang optimal. Terutama pelumasan mesin motor harus benar-benar diperhatikan.

     Di FOC Ariss motor milik bapak Wayan Sujana ini kita berhenti sejenak untuk melakukan ganti oli. Jarak Kuta menuju Jalan Batu Bulan ini sekitar 19 km yang memakan waktu 35 menit dengan kecepatan rata-rata 60-70 km/jam.
     Setelah rehat dan ganti oli di FOC Ariss Motor perjalanan kembali dilanjutkan. Dari Gianyar tujuan berikutnya menuju daerah Kedewatan. Rute dari jalan Batu Bulan ini akan melewati jalan Singapadu. Suasana perkotaan berangsur berubah berganti dengan nuansa alam dan pemandangan pedesaan dengan hamparan sawah menjadi pemandangan yang menghibur selama perjalanan.
     Tak terasa perjalanan sudah berjalan sekitar 40 menit dengan jarak tempuh 16 km, akhirnya kita sampai didaerah Kedewatan. Di sini kita akan singgah di rumah makan Ibu Mangku untuk berwisata kuliner. Melihat rumah makan dengan gaya arsitektur bergaya khas Bali ini terlihat sangat mengagumkan. Tentu saja, perut langsung terasa keroncongan. Maklum, saat berangkat tadi kita memang sarapan sedikit ala kadarnya di hotel.

     Di rumah makan yang memiliki banyak pelanggan ini hanya menyajikan menu Nasi Ayam khas kuliner bali. Di sini untuk menu makan hanya ada 2 pilihan menu. Nasi Ayam campur dan nasi ayam pisah. Menu ini memang bercitarasa masakan Bali. Dimana, dalam satu set menu terdiri dari sayuran, kacang goreng, sambal mata khas Bali dan tentu saja ayam. Menu makanan ini benar-benar memanjakan mulut dan lidah kita. Tidak heran jika pelanggan yang datang ke rumah makan ini beragam.



     Dari warga lokal, wisatawan domestik dan mancanegara membaur di sini. Apalagi, tarif makannya sangat terjangkau dan bersahabat dengan kantong kita. Untuk satu porsi nasi ayam ini dibanderol dengan harga 25 ribu rupiah saja.
     Habis rehat dengan berwisata kuliner, perjalanan kembali dilanjutkan. Semangat dan tenaga sudah terkumpul kembali. Dari Kedewatan untuk sampai ke Kintamani masih kurang separuh perjalanan lagi kira-kira 45 km lagi. Jalanan sedikit demi sedikit mulai menanjak. Hamparan sawah terasiring menjadi hiburan selama perjalanan.

     Selain hamparan sawah, di kanan dan kiri jalan banyak dijumpai workshop pembuatan kerajinan batu pahat. Workshop semacam ini mudah sekali ditemui di Bali. Sesampainya di Banjar Ponggah kita sempatkan sejenak untuk melihat pengrajin alat musik tradisional angklung. Di kawasan ini juga banyak sekali terdapat workshop pembuatan angklung. Para pengrajin ini begitu cekatan dan lihai merangkai alat musik yang terbuat dari bahan baku utama batok kelapa dan bambu.
     Adat istiadat warga Bali sangat kental. Beruntung saat memasuki jalan Kintamani kita menjumpai masyarakat sekitar sedang bersiap mengadakan upacara Ngaben. Upacara kremasi umat Hindu ini sangat kental dan menjadi sebuah tradisi yang khas di Bali. Upacara ini sangat sakral, dimana jenasah akan disemayamkan di dalam peti. Dan peti ini juga akan diletakkan dalam sarcophagus berbentuk lembu dan vihara yang terbuat dari kayu dan kertas.
     Kemudian jenasah akan diarak bersama-sama oleh warga menuju tempat kremasi. Dalam upacara ini terlihat sekali bahwa masyarakat di Bali sangat menjunjung rasa kebersamaan. Terbukti dalam setiap prosesi akan dihadiri oleh banyak elemen masyarakat.


Kintamani


     



Akhirnya sampai juga di kawasan wisata Kintamani. Kita langsung disambut dengan pemandangan yang sangat eksotis. Kombinasi pegunungan dan danau menjadi sebuah komposisi pemandangan yang sangat menakjubkan. Ditambah lagi udara yang sejuk membuat jalan-jalan ini terasa menyenangkan.
     Kintamani terletak di Kabupaten Bangli dengan ketinggian 400 m di atas permukaan laut. Dari Kintamani ini terlihat Gunung dan Danau Batur. Di kawasan ini tumbuhan subur menghampar hijau. Gunung Batur merupakan gunung berapi yang masih aktif. Dari tahun 1804 hingga tahun 2005 tercatat sudah 26 kali meletus.
     Ledakan paling dahsyat terjadi pada tahun 1926. Letusan tersebut mengeluarkan lahar panas yang menimbun Desa Batur Tua dan Pura Ulun Danu Batur. Lahar panas yang terbentuk secara alami ini kini menjadi pemandangan yang indah dan eksotis sangat indah dan susah dijelaskan dengan kata-kata. Bekas lahar panas ini biasa menjadi lokasi favorit para wisatawan.



     Setelah puas menikmati keindahan alam Kintamani, saatnya rileks sejenak dengan berenang dan mandi air panas. Di kawasan Bangli banyak resort & spa yang menyediakan layanan berendam air panas ini. Salah satunya Toya Devasya resort & spa yang kita singgahi.
     Dengan membayar tiket masuk 100 ribu rupiah, kita bisa menikmati kehangatan air hangat asli dari pegunungan Batur. Selain bisa berenang dan berendam sepuasnya, kita juga akan mendapat hidangan welcome dring dan sepiring nasi goreng. Mantab sekali. Apalagi dari lokasi ini kita juga bisa menikmati indahnya danau batur dari dekat. Karena resort ini berada tepat di pinggiran danau Batur.
     Saat badan kembali fresh, saatnya kembali pulang menuju kawasan Kuta.




Day 2
     Setelah kemaren di hari pertama kita menikmati suasana pegunungan, hari kedua ini kita akan berjalan-jalan dengan tema perkotaan dan pantai. Dari kawasan Kuta tempat kita menginap, langsung tancap gas ke jalan Bakungsari, Gg Biduri Kuta-Bali. Sebelum memulai aktivitas kita sarapan dulu di Warung Nikmat. Di sini sajian masakan khas Jawa tersaji lengkap.


     Tidak heran, warung ini tidak pernah sepi konsumen. Baik warga sekitar, wisatawan lokal bahkan bule banyak makan di Warung Nikmat ini. Tarif makannya pun relatif bersahabat di kantong dimulai dengan harga 15 ribu rupiah. Nasi campur dipadu dengan minumnya jus tomat membuat perut terisi dan terasa segar. Energi dan tenaga siap untuk bekal aktivitas perjalanan hari ke dua ini.
     Karena masih di seputaran Kuta, kami sempatkan mampir di pantai Kuta. Daerah ini adalah lokasi paling favorit para wisatawan. Pantai Kuta sudah menjadi ikon wisata di Bali. Pantai Kuta memang tidak pernah sepi wisatawan, terlebih di sore hari menjelang sunset. Beragam aktivitas dilakukan di Pantai Kuta. Dari surving, main bola, berjemur dan hanya sekedar kongkow bisa dilakukan di sini.
     Dari pantai Kuta jalan-jalan dilanjutkan ke kawasan Legian. Jalan Legian ini sangat khas, di kanan-kiri berjamur pub and resto dipadu outlet aksesori dan souvenir. Sampai di kawasan ini tidak lengkap rasanya jika belum singgah dan mengunjungi monumen bom Bali. Tepatnya 12 Oktober 2002 peristiwa pengeboman yang menewaskan sekitar 202 orang meninggal. Dan sebagian besar dari mereka adalah wisatawan asing yang sedang berlibur di Bali.
     Setelah sempat melihat daftar nama yang tewas dalam tragedi ini, perjalanan langsung dilanjutkan. Masih di kawasan Legian dan Kuta, kita sempatkan untuk mampir di Pasar Seni Kuta. Untuk membeli oleh-oleh souvenir murah di sinilah tempatnya. Dari pernak-pernik aksesoris fashion seperti gelang, kalung, kaos dan baju semua ada di sini. Ingat, namanya juga pasar. Untuk membeli barang di sini harus pandai-pandai menawar deh. Idealnya minimal harga yang kita tawar 50 persen dari banderol. Kalo negosiasinya pandai, bukan tidak mungkin kita akan mendapatkan barang dengan harga yang sangat murah.


Watersport Tanjung Benoa
     Dari kawasan Kuta dan Legian kini saatnya meluncur ke Tanjung Benoa Kabupaten Badung. Untuk sampai di pesisir Pantai Tanjung Benoa dari Kuta menempuh sekitar 17 km. Karena kondisi pantainya sangat tenang, makanya Tanjung Benoa menjadi pusat kegiatan watersport.

     Di sepanjang tepian pantai ini, banyak sekali tempat yang menawarkan wahana watersport. Banyak sekali yang bisa dilakukan di sini. Seperti banana boat, scuba diving, parasailing, jetski, donut sliding, snorkling dan Sea Walker. Bahkan jika mau bisa juga mengunjungi pulau penyu. Tarif tiap lokasi berbeda-beda. Tinggal pilih saja yang sesuai dengan kocek masing-masing.
     Untuk kali ini kami sengaja memilih jetski dan sea walker. Menggeber Jetski berkapasistas mesin 700cc ternyata memang sangat menyenangkan penuh adrenaline. Sekitar 15 menit kita diberi kesempatan untuk berputar-putar di zona bibir pantai yang telah ditetapkan.
     Setelah jet ski, lanjut ke wahana sea walker. Patut dicoba deh, dengan menggunakan helm yang diisi oksigen, kita akan berjalan-jalan di taman bawah laut selama 20 menit. Mengasikkan sekali. Dan beberapa permainan lain juga seru untuk dicoba. Cekidot foto-fotonya gan...





Menikmati Sunset
     Ke bali, tidak lengkap rasanya jika belum menikmati sunset. Keindahan detik-detik matahari tenggelam di pinggiran pantai memberikan sensasi yang luar biasa. Di Bali banyak spot yang bisa dimanfaatkan untuk menikmati sunset ini. Paling umum dan mudah aksesnya ya di pantai Kuta. Tapi kali ini, kita sengaja mencari spot yang berbeda.
     Pantai Padang-Padang menjati spot tujuan kita untuk menikmati sunset. Untuk mencapai kawasan ini dari Kuta sekitar 25 km ke arah selatan. Tidak hanya Padang-Padang, kawasan ini banyak sekali spot yang bisa disinggahi. Tapi, Padang-Padang adalah spot yang lumayan. Kombinasi pantai pasir putih dengan beberapa karang membuat lokasi ini sangat eksotis. Tidak heran tiap menjelang matahari tenggelam Pantai Padang-Padang selalu ramai dikunjungi wisatawan lokal maupun domestic.
     Sayang, cuaca saat itu kurang mendukung. Langit sedikit tertutup awan mendung. Sehingga sunset tidak bisa sempurna. Hanya bias warna langit senja yang menawan cukup menghibur.

Free Night
     Setelah seharian berkeliling perut sudah terasa keroncongan. Tentu, makan malam kali ini akan menjadi penutup perjalanan kita selama 2 hari di bali. Masih bernuansa pantai dan laut, makan malam sengaja dipilih di pinggiran pantai Jimbaran. Di sini selain menghidangkan sajian khas seafood, nuansa rumah makan yang berada di pinggiran pantai membuat suasana makan menjadi sangat berkesan.
     Dari info seorang kawan dari Federal Oil Bali, kita memilih salah satu restoran di kawasan Jimbaran. Di jalan Four Season Resort, Muaya Beach-Jimbarang kita akhirnya makan di Menega Cafe. Sungguh penutup perjalanan yang perfect.

selain itu, ane dan semua teman sepakat untuk cabut ke tempat karaoke terkenal di kawasan Bali. Bosche namanya. Di situ kita bersenang-senang sambil berdendang. Sunggh penutupan yang begitu perfect.












0 komentar:

Posting Komentar