Nice Trip...
Kali ini jalan-jalan ane berkenaan
dengan tugas kantor bulan Februari 2013 lalu. Dan trip ini memang untuk
kebutuhan liputan bersama Federal Oil. Ane tidak sendiri. Ditemane teman ane
fotografer botak Dimas Aryaseta, Heru Purwoko dari Federal Oil, dan Ade seorang
model profesional. Memang, dalam jalan-jalan ini akan ada take pemotretan untuk
majalah. Makanya, Ade ikut dalam Bali exotic trip ini.
Perjalan perdana Ane ini sengaja memilih
pulau dewata Bali, karena berbagai pertimbangan. Tidak bisa dipungkiri, dengan
segala kondisi alamnya yang eksotis, kultur dan budaya yang sangat kompleks membuat
Bali selalu menarik untuk dikunjungi.
Trip
dengan menggunakan motor matic ini mengambil rute yang meliputi wilayah
pegunungan, perkotaan dan pantai ini akan ditempuh selama 2 hari dengan
menggunakan skutik. Konsep jalan-jalan ini memang menggunakan sarana
transportasi yang paling populer di Indonesia yakni sepeda motor.
Ane
sengaja memanfaatkan jasa persewaan motor alias rent bike yang banyak dan mudah
dijumpai di Bali. Dengan hanya meninggalkan KTP asli, kita sudah bisa membawa
motor kemanapun. Untuk tarifnya, ternyata sangat terjangkau. Berkisar antara 55
ribu hingga 85 ribu tergantung jenis motor yang kita sewa.
Kita
sengaja menyewa bertransmisi otomatis untuk menemani perjalanan selama di Bali.
Karena rute yang ditempuh tidak terlalu jauh dan pendek, kami rasa skutik
paling cocok dikendarai. Selain itu, mengendarai motor matic membuat perjalanan
ini memang terkesan benar-benar santai.
Bagaimana
keasikannya yuk kita ikuti.
Day
1
Hari
pertama perjalanan ini akan menuju daerah dataran tinggi yakni obyek wisata
Kintamani. Pukul 8.15 WITA perjalanan dimulai dari kawasan Kuta. Untuk menuju
Kintamani, banyak jalur pilihan yang bisa dilalui. Berbekal panduan dari google
maps yang ada di smartphone kita memilih jalur dengan melewat jalan By Pass
Ngurah Rai.
Lepas
dari jalan By Pass Ngurah rai kita akan singgah di daerah Gianyar. Tepatnya di
Jalan Raya Batu Bulan perjalanan ini akan mampir di salah satu FOC (Federal Oil
Center). Kita sadar perjalanan menuju dataran tinggi Kintamani ini dibutuhkan
performa motor yang optimal. Terutama pelumasan mesin motor harus benar-benar
diperhatikan.
Di
FOC Ariss motor milik bapak Wayan Sujana ini kita berhenti sejenak untuk
melakukan ganti oli. Jarak Kuta menuju Jalan Batu Bulan ini sekitar 19 km yang
memakan waktu 35 menit dengan kecepatan rata-rata 60-70 km/jam.
Setelah
rehat dan ganti oli di FOC Ariss Motor perjalanan kembali dilanjutkan. Dari Gianyar
tujuan berikutnya menuju daerah Kedewatan. Rute dari jalan Batu Bulan ini akan
melewati jalan Singapadu. Suasana perkotaan berangsur berubah berganti dengan
nuansa alam dan pemandangan pedesaan dengan hamparan sawah menjadi pemandangan yang
menghibur selama perjalanan.
Tak
terasa perjalanan sudah berjalan sekitar 40 menit dengan jarak tempuh 16 km,
akhirnya kita sampai didaerah Kedewatan. Di sini kita akan singgah di rumah
makan Ibu Mangku untuk berwisata kuliner. Melihat rumah makan dengan gaya arsitektur
bergaya khas Bali ini terlihat sangat mengagumkan. Tentu saja, perut langsung
terasa keroncongan. Maklum, saat berangkat tadi kita memang sarapan sedikit ala
kadarnya di hotel.
Di
rumah makan yang memiliki banyak pelanggan ini hanya menyajikan menu Nasi Ayam
khas kuliner bali. Di sini untuk menu makan hanya ada 2 pilihan menu. Nasi Ayam
campur dan nasi ayam pisah. Menu ini memang bercitarasa masakan Bali. Dimana,
dalam satu set menu terdiri dari sayuran, kacang goreng, sambal mata khas Bali
dan tentu saja ayam. Menu makanan ini benar-benar memanjakan mulut dan lidah
kita. Tidak heran jika pelanggan yang datang ke rumah makan ini beragam.
Dari
warga lokal, wisatawan domestik dan mancanegara membaur di sini. Apalagi, tarif
makannya sangat terjangkau dan bersahabat dengan kantong kita. Untuk satu porsi
nasi ayam ini dibanderol dengan harga 25 ribu rupiah saja.
Habis
rehat dengan berwisata kuliner, perjalanan kembali dilanjutkan. Semangat dan
tenaga sudah terkumpul kembali. Dari Kedewatan untuk sampai ke Kintamani masih
kurang separuh perjalanan lagi kira-kira 45 km lagi. Jalanan sedikit demi
sedikit mulai menanjak. Hamparan sawah terasiring menjadi hiburan selama
perjalanan.
Selain
hamparan sawah, di kanan dan kiri jalan banyak dijumpai workshop pembuatan
kerajinan batu pahat. Workshop semacam ini mudah sekali ditemui di Bali.
Sesampainya di Banjar Ponggah kita sempatkan sejenak untuk melihat pengrajin
alat musik tradisional angklung. Di kawasan ini juga banyak sekali terdapat
workshop pembuatan angklung. Para pengrajin ini begitu cekatan dan lihai
merangkai alat musik yang terbuat dari bahan baku utama batok kelapa dan bambu.
Adat
istiadat warga Bali sangat kental. Beruntung saat memasuki jalan Kintamani kita
menjumpai masyarakat sekitar sedang bersiap mengadakan upacara Ngaben. Upacara
kremasi umat Hindu ini sangat kental dan menjadi sebuah tradisi yang khas di
Bali. Upacara ini sangat sakral, dimana jenasah akan disemayamkan di dalam
peti. Dan peti ini juga akan diletakkan dalam sarcophagus berbentuk lembu dan
vihara yang terbuat dari kayu dan kertas.
Kemudian
jenasah akan diarak bersama-sama oleh warga menuju tempat kremasi. Dalam
upacara ini terlihat sekali bahwa masyarakat di Bali sangat menjunjung rasa
kebersamaan. Terbukti dalam setiap prosesi akan dihadiri oleh banyak elemen masyarakat.
Kintamani
Akhirnya sampai juga di kawasan wisata Kintamani. Kita langsung disambut dengan pemandangan yang sangat eksotis. Kombinasi pegunungan dan danau menjadi sebuah komposisi pemandangan yang sangat menakjubkan. Ditambah lagi udara yang sejuk membuat jalan-jalan ini terasa menyenangkan.
Kintamani
terletak di Kabupaten Bangli dengan ketinggian 400 m di atas permukaan laut.
Dari Kintamani ini terlihat Gunung dan Danau Batur. Di kawasan ini tumbuhan
subur menghampar hijau. Gunung Batur merupakan gunung berapi yang masih aktif.
Dari tahun 1804 hingga tahun 2005 tercatat sudah 26 kali meletus.
Ledakan
paling dahsyat terjadi pada tahun 1926. Letusan tersebut mengeluarkan lahar
panas yang menimbun Desa Batur Tua dan Pura Ulun Danu Batur. Lahar panas yang
terbentuk secara alami ini kini menjadi pemandangan yang indah dan eksotis
sangat indah dan susah dijelaskan dengan kata-kata. Bekas lahar panas ini biasa
menjadi lokasi favorit para wisatawan.
Setelah
puas menikmati keindahan alam Kintamani, saatnya rileks sejenak dengan berenang
dan mandi air panas. Di kawasan Bangli banyak resort & spa yang menyediakan
layanan berendam air panas ini. Salah satunya Toya Devasya resort & spa
yang kita singgahi.
Dengan
membayar tiket masuk 100 ribu rupiah, kita bisa menikmati kehangatan air hangat
asli dari pegunungan Batur. Selain bisa berenang dan berendam sepuasnya, kita
juga akan mendapat hidangan welcome dring dan sepiring nasi goreng. Mantab
sekali. Apalagi dari lokasi ini kita juga bisa menikmati indahnya danau batur
dari dekat. Karena resort ini berada tepat di pinggiran danau Batur.
Saat
badan kembali fresh, saatnya kembali pulang menuju kawasan Kuta.
Day
2
Setelah
kemaren di hari pertama kita menikmati suasana pegunungan, hari kedua ini kita
akan berjalan-jalan dengan tema perkotaan dan pantai. Dari kawasan Kuta tempat
kita menginap, langsung tancap gas ke jalan Bakungsari, Gg Biduri Kuta-Bali.
Sebelum memulai aktivitas kita sarapan dulu di Warung Nikmat. Di sini sajian
masakan khas Jawa tersaji lengkap.
Tidak
heran, warung ini tidak pernah sepi konsumen. Baik warga sekitar, wisatawan
lokal bahkan bule banyak makan di Warung Nikmat ini. Tarif makannya pun relatif
bersahabat di kantong dimulai dengan harga 15 ribu rupiah. Nasi campur dipadu
dengan minumnya jus tomat membuat perut terisi dan terasa segar. Energi dan
tenaga siap untuk bekal aktivitas perjalanan hari ke dua ini.
Karena
masih di seputaran Kuta, kami sempatkan mampir di pantai Kuta. Daerah ini
adalah lokasi paling favorit para wisatawan. Pantai Kuta sudah menjadi ikon
wisata di Bali. Pantai Kuta memang tidak pernah sepi wisatawan, terlebih di
sore hari menjelang sunset. Beragam aktivitas dilakukan di Pantai Kuta. Dari
surving, main bola, berjemur dan hanya sekedar kongkow bisa dilakukan di sini.
Dari
pantai Kuta jalan-jalan dilanjutkan ke kawasan Legian. Jalan Legian ini sangat
khas, di kanan-kiri berjamur pub and resto dipadu outlet aksesori dan souvenir.
Sampai di kawasan ini tidak lengkap rasanya jika belum singgah dan mengunjungi
monumen bom Bali. Tepatnya 12 Oktober 2002 peristiwa pengeboman yang menewaskan
sekitar 202 orang meninggal. Dan sebagian besar dari mereka adalah wisatawan
asing yang sedang berlibur di Bali.
Setelah
sempat melihat daftar nama yang tewas dalam tragedi ini, perjalanan langsung
dilanjutkan. Masih di kawasan Legian dan Kuta, kita sempatkan untuk mampir di
Pasar Seni Kuta. Untuk membeli oleh-oleh souvenir murah di sinilah tempatnya.
Dari pernak-pernik aksesoris fashion seperti gelang, kalung, kaos dan baju
semua ada di sini. Ingat, namanya juga pasar. Untuk membeli barang di sini
harus pandai-pandai menawar deh. Idealnya minimal harga yang kita tawar 50
persen dari banderol. Kalo negosiasinya pandai, bukan tidak mungkin kita akan
mendapatkan barang dengan harga yang sangat murah.
Watersport
Tanjung Benoa
Dari
kawasan Kuta dan Legian kini saatnya meluncur ke Tanjung Benoa Kabupaten Badung.
Untuk sampai di pesisir Pantai Tanjung Benoa dari Kuta menempuh sekitar 17 km. Karena
kondisi pantainya sangat tenang, makanya Tanjung Benoa menjadi pusat kegiatan
watersport.
Di
sepanjang tepian pantai ini, banyak sekali tempat yang menawarkan wahana
watersport. Banyak sekali yang bisa dilakukan di sini. Seperti banana boat,
scuba diving, parasailing, jetski, donut sliding, snorkling dan Sea Walker.
Bahkan jika mau bisa juga mengunjungi pulau penyu. Tarif tiap lokasi
berbeda-beda. Tinggal pilih saja yang sesuai dengan kocek masing-masing.
Untuk
kali ini kami sengaja memilih jetski dan sea walker. Menggeber Jetski
berkapasistas mesin 700cc ternyata memang sangat menyenangkan penuh adrenaline.
Sekitar 15 menit kita diberi kesempatan untuk berputar-putar di zona bibir
pantai yang telah ditetapkan.
Setelah
jet ski, lanjut ke wahana sea walker. Patut dicoba deh, dengan menggunakan helm
yang diisi oksigen, kita akan berjalan-jalan di taman bawah laut selama 20
menit. Mengasikkan sekali. Dan beberapa permainan lain juga seru untuk dicoba. Cekidot foto-fotonya gan...
Menikmati Sunset
Ke bali, tidak lengkap rasanya jika belum menikmati sunset. Keindahan detik-detik matahari tenggelam di pinggiran pantai memberikan sensasi yang luar biasa. Di Bali banyak spot yang bisa dimanfaatkan untuk menikmati sunset ini. Paling umum dan mudah aksesnya ya di pantai Kuta. Tapi kali ini, kita sengaja mencari spot yang berbeda.
Menikmati Sunset
Ke bali, tidak lengkap rasanya jika belum menikmati sunset. Keindahan detik-detik matahari tenggelam di pinggiran pantai memberikan sensasi yang luar biasa. Di Bali banyak spot yang bisa dimanfaatkan untuk menikmati sunset ini. Paling umum dan mudah aksesnya ya di pantai Kuta. Tapi kali ini, kita sengaja mencari spot yang berbeda.
Pantai
Padang-Padang menjati spot tujuan kita untuk menikmati sunset. Untuk mencapai
kawasan ini dari Kuta sekitar 25 km ke arah selatan. Tidak hanya Padang-Padang,
kawasan ini banyak sekali spot yang bisa disinggahi. Tapi, Padang-Padang adalah
spot yang lumayan. Kombinasi pantai pasir putih dengan beberapa karang membuat
lokasi ini sangat eksotis. Tidak heran tiap menjelang matahari tenggelam Pantai
Padang-Padang selalu ramai dikunjungi wisatawan lokal maupun domestic.
Sayang,
cuaca saat itu kurang mendukung. Langit sedikit tertutup awan mendung. Sehingga
sunset tidak bisa sempurna. Hanya bias warna langit senja yang menawan cukup
menghibur.
Free Night
Setelah
seharian berkeliling perut sudah terasa keroncongan. Tentu, makan malam kali
ini akan menjadi penutup perjalanan kita selama 2 hari di bali. Masih bernuansa
pantai dan laut, makan malam sengaja dipilih di pinggiran pantai Jimbaran. Di
sini selain menghidangkan sajian khas seafood, nuansa rumah makan yang berada
di pinggiran pantai membuat suasana makan menjadi sangat berkesan.
Dari
info seorang kawan dari Federal Oil Bali, kita memilih salah satu restoran di
kawasan Jimbaran. Di jalan Four Season Resort, Muaya Beach-Jimbarang kita
akhirnya makan di Menega Cafe. Sungguh penutup perjalanan yang perfect.
selain itu, ane dan semua teman sepakat untuk cabut ke tempat karaoke terkenal di kawasan Bali. Bosche namanya. Di situ kita bersenang-senang sambil berdendang. Sunggh penutupan yang begitu perfect.
selain itu, ane dan semua teman sepakat untuk cabut ke tempat karaoke terkenal di kawasan Bali. Bosche namanya. Di situ kita bersenang-senang sambil berdendang. Sunggh penutupan yang begitu perfect.
0 komentar:
Posting Komentar